BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Kamis, 22 September 2011

Arti Sebuah Masjid di Kota Roma

Italia adalah pusat kebudayaan Eropa. Berbagai bangunan tua masih menyisakan sisa-sisa kebesaran kerajaan Romawi, yang tersebar, mulai dari kota Roma, Ibukota Italia, hingga ke kota Venesia, Napoli, dan kota kecil Pisa.
Mayoritas penduduk Italia beragama Katolik. Namun Italia juga terbuka bagi agama lain, seperti agama Islam. Kebanyakan pemeluk agama Islam adalah kaum pendatang, dari negara-negara Afrika Bagian Utara, seperti Maroko, Aljazair, dan Tunisia, serta dari Timur Tengah, dan Asia, seperti Pakistan, Malaysia dan Indonesia.
Bagi pemeluk agama Islam, pemerintah Italia mendirikan sebuah masjid, bernama Mosque De Roma, atau Masjid Roma. Terletak di kawasan yang tenang, di tengah kota Roma bernama Parioli, Monta Antena. Masjid Roma ini merupakan masjid terbesar di Eropa.
Tahun 1975, Raja Faisal dari Saudi Arabia, melontarkan gagasan mendirikan masjid di Kota Roma. Gagasan ini direalisasikan pada tahun 1984. Dan pada tanggal 21 Juni 1995, Mosque De Roma diresmikan penggunaannya.
Sejumlah negara Islam, termasuk Indonesia, menyumbang pembangunan masjid ini. Nama negara-negara donatur, terpampang di pintu masuk masjid.Pada musim panas, Masjid Roma yang didominasi warna putih tampak megah, di tengah rimbunnya pepohonan.
Memasuki bangunan masjid, yang terasa suasana sejuk dan hening. Di luar waktu sholat Jumat dan hari raya agama Islam, ruangan masjid yang mampu menampung tiga ribu jamaah ini tidak digunakan.
Namun setiap hari Rabu dan Sabtu, dari pukul 9 hingga 11.30 pagi, masjid terbuka untuk umum. Saat itulah banyak wisatawan datang mengunjungi tempat ibadah ini.
Masjid Roma dirancang oleh tiga orang arsitek, dua dari Italia, dan satu dari Arab. Tidak heran, jika interior masjid merupakan perpaduan antara seni Eropa dan Arab. Mosaik yang menghiasi pintu dan dinding misalnya, berasal dari Maroko. Demikian juga lampu hias, yang menggantung di langit-langit masjid, terbuat dari tembaga dan kuningan.
Suasana di sekitar masjid menjadi ramai pada setiap hari Jumat. Pada saat seperti ini muncul pasar kaget di trotoar depan masjid. Para pedagangnya warga pendatang.
Ada yang berjualan chawarma, atau daging kebab khas turki. Ada yang berjualan martabak, dan ada pula sate. Semua dijual dengan harga dua Euro, atau sekitar 25 ribu rupiah.
Di sudut lain, ada yang menjual pakaian muslim, dan cendera mata khas negara asalnya. Pasar kaget ini ramai dikunjungi sebelum dan sesudah sholat Jumat.
Masjid di tengah kota Roma yang mayoritas penduduknya beragama Katolik terasa menyejukkan. Karena masjid ini juga menjadi perlambang kerukunan beragama di Italia. Salah satu negara yang menjadi pusat kebudayaan Eropa.

0 komentar: